Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, peserta dapat:
1. Menjelaskan konstruksi tenunan, alat tenun dan macam-macam bahan
tenunan.
2. Melakukan simulasi membuat tenunan dasar (polos, kepar dan satin).
b. Uraian Materi
Konstruksi Tenunan
Konstruksi bahan tekstil terjadi karena susunan benang lungsin dan benang
pakan. Benang lungsin adalah benang yang membujur menurut panjang bahan,
benang pakan adalah benang yang melintang menurut lebar bahan.
Pembuatan bahan tekstil sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi, proses
pembuatannya dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan mesin.
perkembangan industri tekstil proses pembuatan bahan teksil dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain dengan di tenun.
Tenunan adalah proses pembuatan bahan tekstil yang dilakukan melalui
persilangan antara benang lungsin dan benang pakan pada sudut yang tepat satu
sama lain (900
). Silang tenun terdiri dari bermacam macam silang dasar dan
variasinya. Silang dasar dikelompokkan menjadi tiga yaitu, silang polos, silang
satin dan silang kepar.
Silang polos (silang lenan)
Silang polos mempunyai persilangan yang paling banyak antara benang lungsin
dan benang pakan. Disebut juga dengan silang lenan karena seluruh bahan lenan
ditenun dengan silang polos. Bahan tekstil yang ditenun dengan silang polos
mempunyai permukaan yang sama antara bagian yang baik dan bagian yang
buruk. Silang polos adalah silang yang paling tua dan paling banyak dipergunakan
untuk produksi bahan tekstil. Kelebihan silang polos antara lain, kuat karena
banyak persilangannya, licin karena persilangan dekat satu sama lain, tidak
mudah bertiras dan benangnya tidak mudah tersangkut.
Kontruksi bahan tekstil yang dibuat dengan silang polos paling sedikit terdiri dari
dua benang lungsin dan dua benang pakan. Meskipun tenunan polos sangat
sederhana, namun dapat dikembangkan dalam berbagai variasi. Pengembangan
tenunan polos dapat dilakukan dengan memaksimalkan jenis tenunan ini antara
lain, blacu,bahan putih, poplin, berkolin, zepir, lenan kapas, laken, crape de chine,
crape georgette, organdi dan batist.
Gambar 4.1 Struktur Tenunan Silang Polos
Gambar 4.2 Hasil Tenun silang polos (crape de chine)
Ada bebarapa jenis turunan silang polos antara lain alur lunsing (alur lintang) dan
alur pakan (alur bujur). Alur terjadi apabila benang pakan dan benang lungsin
pada tenunan yang tidak sama besar.
Alur Lungsin (alur lintang)
Disebut alur lungsin atau alur lintang karena benang lunsing lebih banyak terlihat
diatas tenunan. Alur ini terjadi apabila sehelai benang pakan besar atau beberapa
helai benang lungsin disatukan. Karena benang pakan lebih besar dari pada
benang lungsin maka terjadi alur yang melintang pada tenunan. Pada alur lungsin,
benang pakan sama sekali tidak terlihat, oleh karena itu benang pakan dapat
diganti dengan benang yang kurang baik, sedangkan benang lungsin dari benang
wol atau sutera. Dari situ terlihatlah tenunan seperti tenunan wol atau sutera.
Alur pakan (alur bujur)
Disebut alur pakan atau alur bujur karena alur benang lungsin lebih besar dari
pada benang pakan, atau beberapa benang lungsin disatukan. Karena benang
lungsin lebih besar maka terjadi alur membujur. Oleh sebab itu benang pakan
yang lebih banyak terlihat di atas, karenanya disebut alur pakan. Pada alur pakan,
benang lungsin tidak terlihat maka benang lungsin dapat diganti dengan benang
yang kurang baik tapi cukup kuat, sedang benang pakan dari benang yang baik
seperti misalnya wol atau sutera. Maka akan terlihat tenunan wol atau sutera.
Gambar 4.3 Variasi Tenunan Silang Polos
Silang kepar
Pada bagian baik dari tenunan silang kepar terlihat alur yang arahnya serong ke
kiri atau ke kanan. Timbal balik silang kepar tidak sama, kecuali pada kepar
timbale balik. Pada bagian baik tenunan terlihat lebih berkilau sedikit dari bagian
buruk. Pada salah satu bagian lebih banyak terlihat benang lungsin dari pada
benang pakan, pada bagian yang lain sebaliknya. Apabila pada bagian baik
tenunan terlihat banyak lungsin, disebut kepar lungsin. Apabila terlihat banyak
benang pakan, disebut kepar pakan.
Variasi silang kepar antara lain, silang kepar timbal balik, kepar diperkuat, kepar
tulang banyak, kepar tulang ikan, kepar silang, dan kepar biku.
Silang kepar lebih kuat daripada silang polos, karena lebih banyak benang yang
dipergunakan untuk silang kepar juga lebih berat daripada silang polos. Bahan
tekstil yang dihasilkan ditenun silang kepar ialah: drill, gabardine, bahan kasur,
dan veterban.
Gambar 4.4 Struktur Tenunan Silang Kepar
Gambar 4.5 Variasi Tenunan Silang Kepar dan Bahan Gabardin
Silang satin
Membuat tenunan dengan silang satin paling sedikit memerlukan lima gun, oleh
karena itu disebut satin silang lima. Gambaran yang sekecil-kecilnya dari silang
satin ialah lima lungsin dan lima pakan. Satin itu disebut satin lungsin apabila yang
terlihat di atas bahan banyak benang lungsin. Disebut satin pakan apabila yang
terlihat di atas bahan banyak benang pakan. Biasanya tenunan satin lima gun
ditulis 4:1, artinya empat benang lungsin di atas dan satu benang pakan di bawah.
Kemungkinan yang lain 1: 4 artinya satu benang lungsin di atas dan empat
benang pakan di bawah.
Corak yang menggambarkan silang satin sekurang-kurangnya terdiri dari lima
lungsin dan lima pakan. Lompatan pada silang satin selalu lebih dari satu, tidak
pernah jumlah gun kurang satu, dan tidak boleh mempunyai pembagi yang sama.
Untuk satin lima gun lompatannya yang mungkin dua dan tiga, sebab kalau satu
dan empat akan terjadi silang kepar. Silang satu enam gun tidak mungkin dapat
dibuat, karena mempunyai pembagi yang sama dengan lompatan. Satin tujuh gun
yang mungkin dapat dibuat dengan lompatan dua, tiga, dan lima; bila satu atau
enam akan terjadi silang kepar, karena enam dapat dibagi dua dan dapat pula
dibagi tiga sehingga ada benang pakan dan lungsin yang tidak terikat.
Pada gambar silang satin terlihat bahwa persilangan antara benang pakan dan
benang lungsin selalu berjauhan (lebih jauh dari silang kepar). Oleh karena itu
lebih banyak benang yang diperlukan untuk tenunan itu. Bagian baik dan buruk
silang sating sangat berlainan coraknya, bagian baik lebih berkilau. Silang satin
mempunyai tempat persilangan hanya sedikit, oleh karena itu terlihat lebih
berkilau.
Satin ada dua macam yaitu satin lungsin dan satin pakan. Dikatakan satin lungsin
apabila pada bagian baik satin itu lebih banyak terlihat benang lungsin daripada
benang pakan. Satin pakan apabila yang banyak terlihat pada bagian baik adalah
benang pakan.
Keuntungan silang satin ialah untuk mendapatkan tenunan yang berkilau, tenunan
akan lebih kuat karena memerlukan lebih banyak benang, mendapatkan tenunan
berpori, benang yan kurang baik dapat disembunyikan. Untuk membuat silang
satin dapat digunakan benang yang kurang baik, karena benang yang kurang baik
ini dapat disembunyikan dari permukaan tenunan itu.
Keburukannya ialah tenuna silang satin mempunyai benang bebas yang panjang,
oleh karenanya benang bebas ini lebih mudah tersangkut dan putus.
Bahan tekstil bahan yang ditenun silang satin ialah: satiner, bahan kasur, damas,
handuk berkotak, dan pellen. Variasi silang satin ialah satin yang diperkuat dan
satin dril.
Gambar 4.6 Konstruksi Tenunan Silang Satin
Gambar 4.7 Dril Satin Hasil Tenunan Silang Satin
Selain silang dasar ada tenunan silang istimewa, ada tenunan lain yang dibuat
dengan mesin khusus yaitu dengan mesin jacquard dan mesin dobby.
Tenunan Mesin Jacquard
Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis bernama Joseph Marie
Jacquard pada tahun 1790. Mesin ini dibuat untuk mengatasi adanya corak bahan
tekstil yang terlalu rumit dan memerlukan banyak benang yang bersilangan
sehinnga dengan mesin tenun biasa hal ini sudah tidak sesuai lagi. Maka dari itu
diperlukan mesin yang lebih efektif dalam pemakaiannya yaitu mesin jacquard
karena mesin ini sudah tidak lagi menggunakan gun, melainkan karton yang diberi
lubang. Karton itu dilubangi menurut motif yang akan dibuat.
Corak silang tenun istimewa bermacam-macam, tetapi sebagai dasarnya adalah
silang polos. Corak bunga bunga, daun, binatang atau tumbuh tumbuhan dibuat
dengan silang satin, sehingga motif-motif itu sangat menarik dan kelihatan
berkilau. Bahan ini ditenun dalam satu warna atau lebih. Contoh bahan yang
ditenun dengan mesin jacquard adalah bahan damas yang dipakai taplak meja,
serbet makan, bahan kasur, tirai pintu, permadani, dan brocade.
Tenun Silang dengan Mesin Dobby.
Bahan tekstil yang dihasilkan dengan mesin dobby adalah pellen. Mesin dobby
hampir sama dengan mesin jacquard, tetapi lebih sederhana. Motif tenunannya
merupakan bentuk persegi atau bujur sangkar, garis-garis, dan bulatan
ragamnya kecil-kecil. Bahan tekstil yang dihasilkan mesin dobby antara lain,
taplak meja, serbet, bahan tirai, dan handuk berkotak. Bahan handuk yang dibuat
dengan mesin dobby mempunyai daya serap air yang tinggi.
Gambar 4.10 Mesin Dody dan Hasilnya (Handuk)
Macam macam Tenunan
Sesuai dengan fungsinya tenunan dibuat dengan berbagai jenis corak, tekstur
dan kualitasnya. Ada yang tenunannya tipis, tebal, rapat, renggang, berat atau
ringan. Misalnya untuk kebaya tentu tidak memerlukan bahan yang sangat kuat,
tetapi untuk bahan sprei diperlukan bahan yang lebih kuat. Untuk perlengkapan
bayi misalnya diperlukan bahan tekstil yang lembut dan mengisap air, untuk tirai
jendela kaca mungkin diperlukan bahan yang tembus pandang (transparant). Oleh
karena itulah dibuat tenunan yang sesuai dengan fungsinya antara lain, tenunan
biasa, tenunan kembar, tenunan diperkuat,dan tenunan renggang.
Tenunan biasa.
Tenunan dasar atau tenunan biasa dibuat dari satu susunan benang lungsin dan
satu susunan benang pakan. Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan dasar
antara lain bahan poplin, berkolin, dril, gabardine, satinet, dan satin.
Tenunan kembar.
Tenunan kembar dibuat dari dua susunan benang pakan dan lungsin. Dari kedua
macam benang ini dibuat dua tenunan ialah satu tenunan atas yang lain tenunan
bawah. Kedua tenunan ini dihubungkan menjadi satu dengan benang sehingga
tenunan merupakan satu tenunan kembar. Dengan memindahkan tenunan yang di
atas ke bawah atau sebaliknya, maka terjadilah tenunan yang berkotak-kotak.
Selain itu hanya benang lungsin tenunan atas atau lungsin tenunan bawah yang
mengikat tenunan atas dan tenunan bawah.
Keuntungan tenunan kembar antara lain, tenunan lebih tebal dan hangat, lebih
banyak mengisap air. Tenunan kembar dapat dibuat dari dua tenunan yang
berlainan, umpamanya tenunan atas dari sutera, tenunan bawah dari rayon, maka
terlihatlah rupa tenunan sutera. Dapat pula dibuat rupa tenunan bermacam-
macam misalnya berkotak atau bergaris. Bahan tekstil yang dibuat dengan
tenunan kembar antara lain bahan tetra, tirai, taplak meja dan serbet berkotak
Gambar 4.12 Struktur dan Hasil Tenunan Kembar
Tenunan diperkuat.
Tenunan diperkuat dibuat dari satu susunan benang lungsin dan dua susunan
benang pakan, atau dibuat dari dua susunan benang lungsin dan satu susunan
benang pakan. Contoh: pakan diperkuat, pada tenuna itu terdapat dua susunan
benang pakan dan satu susunan benang lungsin. Apabila pada tenunan itu
lungsin yang diperkuat, terdapat dua susunan benang lungsin dan satu susunan
benang pakan.
Keuntungan tenunan yang diperkuat ialah bahwa tenunan itu lebih tebal, lebih
kuat, dan lebih hangat. Hasil tenunan mempunyai effek lebih halus, dan motifnya
lain misalnya bergaris dan berkotak. Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan
diperkuat antara lain, selimut wol, bahan kursi, bahan untuk peignoir dan bahan
untuk mantel, pakaian wanita.
Tenunan rengang.
Tenunan renggang adalah tenuan yang bertujuan membuat tenunan menjadi
renggang atau jarang, tetapi bahan cukup kuat serta tidak mengubah pola dan
rupa yang dikehendaki. Tenunan renggang dibuat dengan tenun silang kasah.
Konstruksi silang kasah pakan diikat erat oleh kedua benang lungsin yang satu
dan dibelit oleh lungsinyang lain sehingga benang pakan tetap di tempatnya.
Keuntungan tenunan renggang ialah mendapat bahan yang tembus terang, dan
cukup kuat. Meskipun telah dicuci, benang lungsin dan pakan masih tetap di
tempatnya, tidak bergeser kian kemari. Contoh tenunan renggang ialah bahan
reform, tirai madras, bahan vitrase, bahan tula dan etamin. Selain tenunan
renggang yang ditenun silang kasah, ada tenunan renggang yang ditenun silang
polos, tetapi tenunan ini kurang baik. Untuk mendapatkan tenunan yang baik,
supaya benang tetap pada tempatnya artinya tidak bergeser kian kemari, bahan
dikuatkan dengan jlan dikanji kaku. Tentu saja bahan yang dibuat secara demikian
kurang baik kualitasnya. Bahan tekstil yang dihasilkan dengan tenunan renggang
antara lain, tirai bagdad, bahan kasa, bahan pelapis, dan strimin.
Tenunan silungkang.
Tenunan silunkang adalah tenunan yang coraknya dibuat dari bahan yang sama
dan timbul. Pada tenunan ini benang lungsin atau benang pakan melompat
beberapa benang pada permukaan tenunan, sehingga merupakan corak-corak
tertentu seperti corak bunga atau binatang. Biasanya tenunan silungkang dibuat
dari bahan tembus terang. Supaya benang dari corak yang berada di bagian buruk
tidak mudah tersangkut dan teksturnya tetap tembus pandang, maka benang yang
terentang dari corak itu dipotong.
Tenunan silungkang ada dua macam antara lain, silungkang lungsin dan
silungkang pakan. Dikatakan silungkang lungsin apabila benang untuk corak itu
membujur menurut panjang bahan. Sebaliknya dikatan silungkang pakan apabila
benang untuk corak itu melintang menurut lebar bahan. Bahan tekstil yang dibuat
dengan tenunan silungkang antara lain, tirai bagdad, tirai madras, dan macam
macam pita hias.
Tenunan songket/sungkit
Corak tenunan yang terlihat pada permukaan bahan juga terdapat pada tenunan
songket. Kalau kita hendak membedakan tenunan silungkang pakan dari tenunan
songket pakan tiap-tiap corak mempunyai tepi sendiri. Jadi songket ini seperti
sulaman, hanya pada songket benang untuk corak sejajar dengan benang lungsin
atau pakan, sedangkan pada sulaman tidak.
Tenunan songket dapat dibedakan menjadi songket pakan dan songket lungsin.
Dikatakan songket pakan apabila coraknya menggunakan benang pakan,
sebaliknya apabila coraknya menggunakan benang lungsin disebut songket
lungsin. Benang pada corak tenunan songket tidak mudah terlepas. Bahan tekstil
yang dihasilkan dengan tenunan songket antara lain, tirai madras, tirai bagdad,
pita hias, macam-macam, tenunan dari daerah Bali, Minangkabau, dan
Palembang.
Tenunan Berbulu.
Tenunan berbulu adalah tenunan yang berbulu tegak. Bulu-bulu itu terikat pada
tenunan dasar. Ujung-ujung benang itu disebut bulu, sedangkan nama bahan itu
disebut beledu. Beledu ialah beledu yang mempunyai bulu-bulu kurang dari 1½
mm, sedang tenunan yang mempunyai bulu lebih dari 1½ mm disebut plus.
Tenunan buledu dibedakan menjadi tiga antara lain, beledu pakan, beledu lungsin
dan beledu kembar.
Beledu pakan, adalah tenunan yang bulunya dibuat dari benang pakan.
Konstruksi beledu pakan tenunan dasarnya dibuat silang polos atau kepar. Pada
dasar tenunan melekat bulu dari benang pakan yang ditenun silang satin,
sehingga benang bebas terentang memanjang di atasnya. Benang yang terentag
ini dipotong di tengahnya, kemudian disikat dan dikukus sampai bulu-bulu berdiri
tegak. Sesudah itu disikat dan dicukur untuk menyama-ratakan bulu-bulunya. Bulu
yang melekat pada tenunan dasar merupakan huruf V atau W untuk mengetahui
jenis dan kualitas beledu dapat dicoba dengan melepaskan selembar benang
lungsin. Apabila pada benang lungsin itu melekat bulu beledu, beledu ini adalah
beledu pakan. Apabila melekatnya bulu merupakan huruf W, maka beledu itu lebih
kuat.
Beledu lungsin, adalah tenunan benang lungsinya ada dua macam yaitu lungsin
untuk tenunan dasar dan lungsin untuk bulu. Cara membuat beledu lungsin yaitu,
lungsin dasar dipasang tegang, sedangkan lungsin bulu dilepaskan lebih cepat
sehingga terjadi sengkelit-sengkelit yang merupakan bulu. Di tengah sengkelit ada
bilah yang memotong sengkelit itu. Kemudian bulu disikat dan dikukus. Sesudah
itu digaru dan disamaratakan. Untuk mengetahui jenis dan kualitas beledu lungsin,
dapat dicoba dengan melepaskan sehelai benang pakan. Apabila pada benang
pakan melekat bulu, maka beledu itu ialah beledu lungsin. Dapat pula diketahui
melekatnya bulu merupakan huruf V atau W serta tinggi bulu. Bila melekatnya
bulu menurut huruf W, maka beledu itu berkualitas lebih baik.
Gambar 4.21 Beledu Lungsin
Beledu Kembar, adalah tenuan kembar yang diberi jarak antara kedua tenunan
itu. Dari tenunan kembar diperoleh sekaligus dua bahan beledu. Panjang bulu
beledu ini tergantung dari jarak antara tenunan atas dan tenunan bawah. Beledu
ini dibuat sama dengan membuat tenunan kembar. Untuk penghubung tenunan
atas dan tenunan bawah dipergunakan benang lungsin. Jarak antara tenunan atas
dan bawah cukup lebar sehingga cukup untuk bulu. Kualitas beledu tergantung
dari rapat renggangnya bulu, cara melaekatnya bulu secara V atau W, dan
tergantung dari panjang pendeknya bulu. Apabila bulu beledu tidak dipotong
terjadi tenunan bersengkelit.
Tenunan bersengkelit.
Tenunan bersengkelit ialah tenunan yang pada dasarnya terdapat penuh
sengkelit-sengkelit, dibuat sama dengan membuat beledu lungsin (fries), tetapi
sengkelit pada tenunan ini tidak dipotong. Tenunan bersengkelit ini biasanya
disebut bahan tuala atau bahan handuk. Bahan handuk ada yang dibuat
bersengkelit hanya satu sisi saja, tetapi pada umumnya dibuat bersengkelit pada
kedua buah sisinya. Corak bahan handuk bergaris atau berkotak, tetapi untuk
corak yang beraneka ragam dikerjakan dengan mesin jacquard. Kualitas bahan
bersengkelit tergantung dari rapat renggangnya bulu, panjang pendeknya bulu,
asal bahan, kekuatan melekatnya bulu, kekuatan tenuanan dasarnya dan daya
resap air.
Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan bersengkelit antara lain bahan handuk
dan fries. Dari bahan handuk dapat dibuat macam-macam pakaian misalnya untuk
pakaian olahraga, bahan cuci muka, kemejas, dan handuk untuk mengeringkan
badan sesudah mandi. Sifat bahan handuk ialah daya serap air besar, tahan cuci ,
dan tahan panas matahari.
Tenunan Damas
Tenunan damas dibuat dengan mesin jacquard. Pada tenunan ini terdapat
kombinasi silang, misalnya silang polos dan silang satin, sehingga memerlukan
mesin istimewa karena mesin tenun biasa tidak dapat dipergunakan untuk
tenunan damas denga kombinasi silangnya. Tenunan damas ini terdiri dari
tenunan dasar dengan silang polos, untuk corak bunga-bunga atau corak lain
dengan silang satin. Oleh sebab itu kilau pada damas ini sangat terlihat.
Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan damas antara lain, bahan damas untuk
taplak meja, serbet, dan bahan sprei, pembunkus bantal kursi dan lainnya
Pellen.
Tenunan pellen adalah tenunan yang berasal dari kapas dan lenan atua lenan
saja yang ditenun dengan teknik satin lungsin atau satin pakan, atau ditenun
dengan teknik silang kepar lungsin atau silang kepar berganti-ganti. Coraknya
selalu persegi panjang atau bujur sangkar. Tenunan pellen ini dibuat dengan
mesin dobby, mesin bergun atau pellen. Sifatnya berkilau, dan kuat. Bahan tekstil
yang dibuat dengan tenunan pelen antara lain, bahan taplak meja, serbet,
handuk, bahan tirai.
Benang dan Alat Tenun
Perlu diketahui bahwa untuk menenun perlu disiapkan bahan dan alatnya antara
lain, benang dan alat tenun.
Benang tenun
Pemilihan benang lungsing akan mempengaruhi kualitas dan karakter hasil
tenunan. Benang tenun yang digunakan terdiri dari benang lungsin dan benang
pakan. Benang yang dipakai untuk benang lungsin harus kuat. Hal ini untuk
menghindari putusnya benang akibat gesekan dari tegangan benang selama
proses menenun.
Dalam perdagangan benang lungsin dijual dalam bentuk cops atau tukal. Sebelum
dipakai benang tenun harus dipuntal terlebih dahulu yaitu dengan melepaskan dan
menggulung kembali benang tenun pada kumparan silang atau ani. Benang
lunsing digulung pada kumparan yang besar supaya tidak sering menyambung
karena benang lungsin diperlukan sepanjang bahan yang akan dibuat. Benang
pakan digulung pada anak torak yang kecil yang akan dimasukkan dalam torak
sekoci. Sebelum menggulung, benang lungsin disikat supaya rata dan diberi
tegangan untuk mendapat tenunan yang rata. Setelah ditukal.
Alat Tenun
Alat tenun adalah alat yang digunakan untuk menenun yang dikenal sejak ratusan
tahun yang lalu. Alat tenun yang dulu masih sangat sederhana yang dijalankan
secara manual dengan tangan, bahkan orang yang menenun duduk diatas lantai
dan semua anggota tubuhnya bergerak ikut membantu menjalankan alat tenun
tersebut. Walaupun sampai saat ini alat tenun manual masih dipergunakan tetapi
sesuai perkembangan tehnologi alat tenun pada industri industri tekstil pada
umumnya telah dijalankan secara otomatis dengan menggunakan mesin.
Alat Tenun yang umum dipakai dikelompokakn menjadi tiga jenis antara lain, alat
tenun gedog, Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan Alat Tenun Mesin (ATM)
Alat Tenun Gedog
Alat tenun Gedog salah satu alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil,
tetapi sekarang alat tenunan ini sudah jarang ditemukan atau digunakan karena
kecepatan produksi alat tenun ini sangat lambat karena pengoperasiannya
dijalankan secara manual dengan tangan.
Alat tenun gedog umumnya dipakai untuk membuat bahan tekstil yang ukurannya
pendek antara lain bahan tekstil untuk acara acara adat, keagamaan, atau hiasan
kerajaan seperti, ulos, songket palembang, tapis lampung, batik tuban dan
sejenisnya. Alat tenun ini sulit dipakai untuk membuat bahan tekstil yang
ukurannya panjang. Walaupun alat tenun ini mempunyai keterbatasan dalam
produksi tetapi alat tenun gedog mempunyai keragaman corak maupun teknik
yang tidak bisa ditandingi alat tenun mesin.
Alat Tenun Bukan Mesin merupakan pengembangan teknologi pembuatan bahan
teksil. Berdasarkan pengalaman, kendala dan kesulitan menggunakan alat tenun
gedog memicu para ilmuan untuk menemukan alat tenun baru yaitu ATBM (Alat
Tenun Bukan Mesin) Alat tenun ini dapat meningkatkan kulitas bahan tekstil,
mempercepat waktu, sehingga meningkatkan jumlah produksinya. Kalau semula
hanya dapat membuat bahan tekstil yang pendek saja maka dengan ATM dapat
memproduksi bahan tekstil yang lebih panjang dengan waktu produksi lebih cepat.
Kecepatan produksi terjadi karena ATBM tidak saja digerakkan dengan tangan,
tetapi digerakan juga dengan batuan kaki.
Alat Tenun Mesin (ATM)
Alat Tenun Mesin atau ATM, saat ini perkembangannya semakin pesat ketika
permintahan bahan tekstil tumbuh dengan cepat. Penemuan penemuan baru
peralatan pendukung alat tenun ini telah membantu mempercepat produksi alat
tenun ini seperti alat teropong yang berfungsi untuk merapatkan benang pakan
dengan benang lungsi. Konstruksi alat tenun yang semula terbuat dari kayu kini
telah dimodifikasi dengan konstruksi besi atau logam sehingga menjadi kuat,
kokoh dan stabil. Sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt, alat tenun
yang semula dijalankan dengan secara manual dengan tangan dan kaki manusia,
bahkan dengan binatang peliharaan atau dengan kincir angin, kini telah dapat
dijalankan dengan mesin mesin penggerak secara mekanis. Hal ini tentu
menambah kecepatan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen yang
semakin tinggi. Ada beberapa alat tenun yang dioperasikan dengan mesin antara
lain mesin jacquard dan mesin dobby
Mesin Jacquard
Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis bernama Joseph Marie
Jacquard pada tahun 1790. Mesin ini dibuat untuk mengatasi adanya corak bahan
tekstil yang terlalu rumit dan memerlukan banyak benang yang bersilangan
sehinnga dengan mesin tenun biasa hal ini sudah tidak sesuai lagi. Maka dari itu
diperlukan mesin yang lebih efektif dalam pemakaiannya yaitu mesin jacquard
karena mesin ini sudah tidak lagi menggunakan gun, melainkan karton yang diberi
lubang. Karton itu dilubangi menurut motif yang akan dibuat.
Mesin jacquard dapat membuat bermacam macam corak tenunan silang , tetapi
sebagai dasarnya adalah silang polos. Corak bunga-bunga, daun, binatang atau
tumbuh-tumbuhan dibuat dengan silang satin, sehingga motif-motif itu sangat
menarik dan kelihatan berkilau. Bahan ini ditenun dalam satu warna atau lebih.
Contoh bahan yang ditenun dengan mesin jacquard adalah bahan damas yang
dipakai taplak meja, serbet makan, bahan kasur, tirai pintu, permadani, dan
brocade.
Mesin Dobby
Mesin dobby hampir sama dengan mesin jacquard, tetapi lebih sederhana. Motif
tenunannya merupakan bentuk persegi atau bujur sangkar, garis-garis, dan
bulatan; ragamnya kecil-kecil. Bahan tekstil yang dihasilkan mesin dobby antara
lain, taplak meja, serbet, bahan tirai, dan handuk berkotak. Bahan handuk yang
dibuat dengan mesin dobby mempunyai daya serap air yang tinggi.
c. Rangkuman
Konstruksi bahan tekstil terjadi karena susunan benang lungsin dan benang
pakan, proses pembuatannya dapat dilakukan dengan tangan maupun dengan
mesin.
Tenunan adalah proses pembuatan bahan tekstil yang dilakukan melalui
persilangan antara benang lungsin dan benang pakan pada sudut yang tepat satu
sama lain. Silang tenun terdiri dari bermacam macam silang dasar antara lain
silang polos, silang kepar dan satin.
Tenunan silang polos kuat karena banyak persilangannya, licin karena
persilangan dekat satu sama lain, tidak mudah bertiras dan benangnya tidak
mudah tersangkut. Kontruksi bahan tekstil yang dibuat dengan silang polos paling
sedikit terdiri dari dua benang lungsin dan dua benang pakan. Berkolin, poplin
merupakan hasil tenunan silang polos.
Ciri khas silang kepar pada permukaan bagian baik terlihat alur yang arahnya
serong ke kiri atau ke kanan. Silang kepar lebih kuat daripada silang polos, karena
lebih banyak benang yang dipergunakan untuk silang kepar juga lebih berat
daripada silang polos.
Tenunan silang satin disebut silang lima karena paling sedikit memerlukan lima
gun. Kelebihan silang satin tenunan yang berkilau, tenunan lebih kuat karena
memerlukan lebih banyak benang, Keburukannya silang satin lebih mudah
tersangkut dan putus. Bahan yang dihasilkan dari silang satin antara lain, satiner,
bahan kasur, damas, handuk berkotak, dan pellen.Tekstil l
108
Mesin jacquard dan mesin dobby salah satu bukti perkembangan tehnologi
dibidang pertekstilan, mesin ini merupakan alat tenun yang menghasilkan tenunan
istimewa. Tenunan dibuat dengan silang polos dengan kombinasi corak silang
satin sehingga corak terlihat berkilau.
Ada beberapa jenis tenunan yang kita kenal antara lain, tenunan biasa, tenunan
kembar, tenunan diperkuat, tenunan renggang, tenunan silungkang dan tenunan
songket.
Alat Tenun yang umum dipakai dikelompokakan menjadi tiga jenis antara lain, alat
tenun gedog, Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan Alat Tenun Mesin (ATM)
Alat tenun gedog merupakan alat tenun yang paling sederhana tetapi hasilnya
tidak terkalahkan oleh alat tenunan yang lainnya. Bahan tekstil yang dihasilkan
alat tenun gedog antara lain ulos, songket palembang, tapis lampung, batik tuban
ATBM merupakan pengembangan alat tenun gedog. Saat ini ATM atau alat tenun
mesin lebih banyak dipergunakan orang untuk produksi bahan tekstil karena alat
tenun ini sudah menggunakan mesin sehingga menghemat waktu dan hasil
produksinya akan lebih banyak
Komentar
Posting Komentar