الحَمْدُ لِلهِ
الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى
الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ
إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ
وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Dalam
kesempatan yang mulia ini, marilah kita terus menerus berusaha meningkatkan
kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT; takwa dalam arti yang
sebenar-benarnya. Semoga Allah SWT menempatkan kita semua pada derajat yang Dia
ridhai, di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal 'alamin.
Jamaah shalat
Jumat hafidhakumullah,
Sejarah hoaks atau
kabar palsu bisa dikatakan setua sejarah awal-awal diciptakan manusia. Kita
barangkali akrab dengan cerita Nabi Adam 'alaihissalam diciptakan
oleh Allah ﷻ sebagai khalifah. Melalui
anugerah ilmu, Allah memuliakan Nabi Adam di atas malaikat dan iblis. Kemuliaan
itu ditandai dengan perintah-Nya kepada para malaikat dan iblis untuk bersujud
(hormat) kepada Nabi Adam. Ketika itu semua patuh bersujud, kecuali iblis yang
sombong. Dari sinilah permusuhan iblis dan manusia dimulai, termasuk munculnya
pertama kali hoaks dari iblis kepada manusia.
Setelah peristiwa itu
Allah memerintahkan kepada Nabi Adam dan istrinya Hawa untuk tinggal di surga
dengan bahagia. Mereka berdua dibebaskan mengambil makanan apa saja dan dari
mana saja tanpa susah payah. Mereka hanya dilarang mendekati pohon tertentu,
apalagi sampai memakan buahnya. Bila dilanggar, maka keduanya akan masuk
golongan yang zalim dan durhaka. Kisah ini terekam dengan baik dalam Surat
al-Baqarah.
Ulama berbeda pendapat
tentang nama pohon dan buah yang dimaksud. Tapi beredar di kalangan kita saat
ini nama populer “pohon atau buah khuldi”. Secara bahasa khuldi berarti
keabadian. Kesimpulan ini mengacu pada kutipan di Surat Taha ayat 120 bahwa
setan membisikkan rayuan jahat kepada Nabi Adam agar mendekati dan memakan buah
dari “pohon keabadian” itu.
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ
الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ
لَا يَبْلَىٰ
“Kemudian setan
membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: ‘Hai Adam, maukah saya
tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?’.” (QS
Taha: 120)
Setan menggoda Adam
dan Hawa dengan sebuah pohon yang digambarkan akan memberikan efek hidup abadi,
juga kekuasaan yang berlangsung langgeng. Dari ayat ini kita tahu bahwa nama
“pohon khludi” bukan pemberian dari Allah, melainkan dari setan yang tengah
dikuasai rasa iri dan dengki terhadap Nabi Adam.
Dalam Surat al-A’raf
ayat 20 juga dijelaskan bagaimana kata-kata setan dalam merayu mereka berdua:
"Tuhan melarang kamu berdua mendekati pohon ini lantaran tidak ingin
melihat kalian menjadi malaikat dan kekal, terus menerima nikmat yang tanpa
terputus di dalam surga." Setan menggoda keduanya agar melanggar perintah
Allah. Sehingga pakaian mereka terlepas dan auratnya terlihat.
Jamaah shalat
Jumat hafidhakumullah,
Apa yang diembuskan
oleh setan kepada Nabi Adam dan Hawa adalah hoaks. Informasi tersebut memang
tampak manis dan menjanjikan tapi sesungguhnya dusta dan palsu. Kenapa dusta dan
palsu? Karena pada kenyataannya setelah pohoh itu didekati dan buahnya dimakan,
yang ada justru keduanya dikeluarkan dari surga. Setan melancarkan cara-cara
licik ini untuk menjerumuskan manusia agar berbuat durhaka kepada Allah.
Ibnu ‘Asyur dalam
kitab tafsirnya at-Tahrîr wat Tanwîr menjelaskan bahwa nama
indah “pohon keabadian” sengaja diciptakan setan untuk mengundang daya tarik
serta mengelabuhi manusia yang memang punya kecenderung untuk bisa hidup lama.
Dengan bahasa lain, nama "pohon keabadian" itu merupakan bagian dari
skenario hoaks yang didesain setan agar Nabi Adam terjerumus dalam tipuannya..
Inilah episode Adam
dan Hawa kemudian keluar dari kenikmatan dan kemuliaan surga, lalu tinggal di
bumi. Di bumi manusia berkembang biak dan sarat dengan pertikaian, serta
kesenangan-kesenangan yang pasti fana.
Usai sadar bahwa
dirinya tergelincir oleh hoaks yang diiming-imingkan setan, Nabi Adam segera
bertobat.
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ
رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Kemudian Adam
menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha-Penerima tobat lagi Maha-Penyayang." (QS
al-Baqarah: 37)
Jamaah shalat
Jumat hafidhakumullah,
Demikianlah bahaya
hoaks. Ia lebih dari sekadar mengelabuhi pengetahuan, melainkan juga menurunkan
kemuliaan manusia. Beda hoaks dengan kabar keliru biasa (yang tak sengaja)
terletak pada niatan buruk yang mendorongnya. Dan itulah yang dilakukan iblis
kepada manusia pertama.
Iblis memang telah
dikutuk karena membangkang dari perintah Allah untuk bersujud (hormat) kepada
Nabi Adam. Namun, sebagaimana diungkapkan dalam Surat al-A’raf ayat 14-17,
iblis telah meminta kesempatan Allah untuk diberi hidup sampai hari
kebangkitan, dan Allah mengabulkan permintaannya. Selanjutnya iblis bersumpah
akan menyesatkan keturunan Adam. Ia bertekad akan memalingkan manusia dari
jalan kebenaran dengan menggunakan segala cara.
Tidak aneh bila
perbuatan kotor iblis, seperti menyebar hoaks, masih kita temui hingga
sekarang, bahkan mungkin sampai hari kiamat datang. Ini adalah buah kerja keras
iblis dalam menggoda manusia agar menempuh jalan sesat.
Baca juga: Rasisme, Dosa Pertama Iblis Laknatullah
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Islam sangat peduli dengan kejujuran dan kebenaran.
Agama luhur ini mengajarkan tiap orang yang menerima kabar dari sumber yang
tidak jelas untuk melakukan tabayun atau klarifikasi. Pastikan berita yang
diterima benar-benar akurat. Setelah diyakini akurat pun tidak serta merta
boleh langsung menyebarkannya lagi sebelum benar-benar yakin akan berdampak
maslahat, minimal tidak menimbulkan mudarat.
Di era media sosial yang sangat bebas ini peluang
untuk berbuat salah pun semakin luas. Kebebasan yang tak terkendali bisa jadi
tidak membawa berkah malah menjadi musibah bagi pemiliknya. Mari jaga hati,
pikiran, lisan, dan tangan agar selamat dari langkah-langkah setan. Dalam Islam
kita diajarkan bahwa tiap gerak kita tak luput dari pengawasan Allah ﷻ dan karena
itu tidak akan luput dari pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Imam Syafi’i pernah berkata dalam kitab Ar-Risâlah:
أَنَّ الْكَذِبَ الَّذِيْ نَهَاهُمْ
عَنْهُ هُوَ الْكَذِبُ الْخَفِيُّ، وَذَلِكَ الحَدِيْثُ عَمَّنْ لَا يُعْرَفُ
صِدْقُهُ
“Sesungguhnya kebohongan yang juga dilarang adalah
kebohongan tak terlihat (kadzib khafi), yakni menceritakan kabar dari
orang yang tak jelas apakah ia jujur atau tidak.”
Bila menyebar informasi yang masih samar-samar tingkat
akurasinya saja kita sudah bisa divonis berbohong, apalagi bila kita dengan
sengaja menyebarkan berita yang jelas-jelas hoaks. Kedengkian iblis kepada Nabi
Adam jangan sampai menjadi teladan bagi umat sekarang, sehingga antarsesama saudara
sebangsa pun harus saling memusuhi dan menjatuhkan. Wallahu a’lam bish
shawab.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ
الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Komentar
Posting Komentar