PRODUKSI MASSAL (Kelas XI Pembuatan Busana Industri)

PRODUKSI MASSAL 


Pembuatan busana industri adalah busana jadi dan perlengkapannya yang diproduksi secara massal menggunakan peralatan modern seperti mesin jahit highspeed, cutting machine, dan lain-lain, termasuk didalamnya ada perancangan, memproses, dan memasarkan. Karakteristik pembuatan busana secara industri yaitu Dalam industri busana satu model busana diproduksi secara massal artinya diproduksi dalam jumlah besar. Untuk satu produk bisa dibuat satu ukuran atau beberapa ukuran dengan ukuran standart (S,M,L, dan XL) atau dengan nomer 14, 15, 16, dan seterusnya. Dalam satu hari bisa menghasilkan baju hingga ratusan bahkan ribuan buah baju, dan memotong dalam jumlah banyak.

Dalam pembuatan kemeja sistem industri ada beberapa tahapan yaitu

 

A.    Marker Layout Atau Peletakan Pola

Tahap awal dalam proses cutting adalah pembuatan marker. Marker adalah rancangan bahan yang dibuat dengan mengutip atau memindahkan lembaran-lembaran pola dari suatu desain busana diatas kertas atau bahan tekstil/kain. Persiapan dalam membuat marker antara lain sebagai berikut: menganalisis desain kemeja, memerikasa break down size pesanan kemeja, menentukan panjang marker, menentukan jumlah layer dan jenis marker.




gambar 2.1


Macam-macam marker layout

1.                      Nap one way : Peletakkan komponen pola searah semua

2.    Nap either way ( open ) Peletakkan komponen pola dua arah dengan komponen pola yang sama saling berhadapan

3.    Nap either Way ( close ) Peletakkan komponen pola dua arah dengan komponen pola bebas/tidak harus sama saling berhadapan

 

B.     Spreading atau menggelar bahan kemeja

Merupakan kegiatan pembentangan atau penggelaran kain di atas meja cutting dengan panjang dan jumlah tumpukan tertentu untuk selanjutnya dilakukan proses cutting.

Ada dua cara merelakan/membuka kain yaitu secara manual atau menggunakan alat, berikut macam-macam alat yang digunakan :

1)      Alat yang digunakan pada proses spreading manual :

a)     




Meja cutting, yang berfungsi sebagai tempat pengamparkan kain,


b)      Kertas alas yang berfungsi untuk mentukan batas gelaran dan menandai sambungan kain.

c)      Isolasi digunakan untuk untuk menahan kertas alas supaya tidak bergeser.

d)     Besi pemberat yang digunakan untuk menahan kain supaya tidak bergeser


 




2)    Alat yang digunakan pada proses spreading otomatis :

a)      Spreader, adalah salah satu alat penggelar bahan dengan cara otomatic atau semi automatic




 

Cara peletakan kain

 

 

Cara peletakan kain pada proses gelar susun dapat dibedakan menjadi tiga:

1. 




Face up Yaitu cara meletakkan kain dengan cara arah depan semua menghadap keatas.

Ilustrasi meletakkan kain cara face up.


 

 

2. 




Face down Yaitu meletakkan kain dengan arah menghadap kebawah.

Ilustrasi meletakkan kain cara face down

3. 




Face to Face, yaitu meletakkan kain dengan arah saling menghadap.

Ilustrasi meletakkan kain cara face to face

 

 

C.     Memotong Bahan Kemeja




Cutting atau pemotongan kain adalah proses memotong kain dan interlining menjadi komponen-komponen bahan yang sesuai dengan bentuk gambar pola. Perlakuan dan teknik cutting setiap kain bervariasi sesuai dengan karakteristik kain. Maka diperlukan operator yang terlatih dan berpengalaman. Bagian cutting bekerjasama dengan bagian pola dan marker.



 

 

 

D.    Memberi tanda dan proses penomeran (numbering)

Numbering yaitu proses pemberian nomor pada bagian komponen busana sesuai dengan urutannya saat penggelaran kain lembar demi lembar menjadi tumpukan banyak. Numbering berfungsi untuk menghindari terjadinya warna yang berbeda atau belang pada satu set potong garmen. Contohnya komponen hasil potong kemeja lengan pendek adalah badan depan kanan dan kiri, badan belakang, lengan kiri dan kanan, kantong, daun kerah, serta kaki kerah.

Proses penomeran (numbering) memerlukan ketelitian yang tinggi, karena pekerjaan ini sangat beresiko apabila terjadi kesalahan. Pekerjaan ini tidak boleh dianggap sepele karena kesalahan kecil yang dilakukan seperti salah meletakkan satu komponen atau bagian pakaian saja dapat berakibat fatal dalam suatu produksi.

E.     Pengikatan (bundling).

Pengikatan berujuan mempermudah dalam pengangkutan potongan / komponen pakaian ke bagian penjahitan. Komponen pakaian dikelompokkan dan diikat berdasarkan warna dan ukuran yang sama. Proses pengikatan / Bundeling dikelompokkan menjadi 2 kegiatan yaitu :

1)      Memilah potongan potongan kain

Memilah atau mengelompokkan komponen pakaian berdasarkan ukuran dan warna kain, dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan penomeran / pelabelan dan pengikatan. Setiap pakaian memiliki komponen yang berbeda tergantung dari desainnya, sehingga hal ini sangat beresiko akan terjadi kesalahan dalam proses penjahitan.

2)      Mengikat / Membundel (Bundling)

Mengikat atau membudel adalah, suatu proses pekerjaan menyatukan potongan potongan dalam satu desain busana   yang telah dikelompokkan sesuai dengan warna dan ukuran yang sejenis.

Pengikatan bertujuan untuk mempermudah dalam pengiriman atau pengangkutan ke bagian penjahitan.   Kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam pengikatan antara lain :

a)     Dalam satu ikatan komponen pakaian tidak lengkap

b)     Aksesoris tidak sesuai atau tidak lengkap


c)     Salah satu komponen dalam ikatan cacat atau rusak

d)    Tidak ada tiket sehingga informasi proses kerja tidak jelas

e)    




Salah satu komponen tertukar dengan komponen ikatan yang lain


F.      Pemasangan Label dan tiket

Label adalah gantungan pada bahan yang menyebutkan nama pabrik, ukuran, jenis bahan, asal Negara dan instruksi pencucian pakaian. Sedangkan tiket (work ticket) adalah informasi mengenai proses-proses yang harus dilalui oleh potongan bahan saat proses penjahitan. Tiket juga disertai dengan informasi tentang jumlah tiap bandel, nomor ukuran (size), warna tiap bandel, tanggal pengiriman, tanggal selesai dan nama operator




Komentar