PRODUKSI MASSAL
Pembuatan busana industri adalah busana
jadi dan perlengkapannya yang diproduksi secara
massal menggunakan peralatan modern seperti mesin jahit highspeed, cutting
machine, dan lain-lain, termasuk didalamnya ada perancangan, memproses, dan memasarkan. Karakteristik pembuatan busana secara industri yaitu Dalam industri
busana satu model
busana diproduksi secara massal artinya diproduksi dalam jumlah besar.
Untuk satu produk bisa dibuat satu
ukuran atau beberapa ukuran dengan ukuran standart (S,M,L, dan XL) atau dengan nomer 14, 15, 16, dan seterusnya.
Dalam satu hari bisa menghasilkan baju hingga
ratusan bahkan ribuan buah baju, dan memotong dalam jumlah banyak.
Dalam pembuatan
kemeja sistem industri
ada beberapa tahapan
yaitu
A. Marker Layout
Atau Peletakan Pola
Tahap awal dalam proses cutting adalah pembuatan marker.
Marker adalah rancangan bahan yang
dibuat dengan mengutip atau memindahkan lembaran-lembaran pola dari suatu desain busana diatas kertas atau
bahan tekstil/kain. Persiapan dalam membuat marker
antara lain sebagai berikut: menganalisis desain kemeja, memerikasa break down size pesanan kemeja, menentukan panjang
marker, menentukan jumlah layer dan jenis marker.
gambar 2.1
Macam-macam marker layout
1.
Nap one way : Peletakkan komponen
pola searah semua
2.
Nap either way ( open ) Peletakkan komponen
pola dua arah dengan komponen
pola yang sama saling berhadapan
3.
Nap either Way ( close ) Peletakkan komponen
pola dua arah dengan komponen
pola bebas/tidak harus sama saling berhadapan
B.
Spreading atau menggelar bahan kemeja
Merupakan kegiatan
pembentangan atau penggelaran kain di atas meja cutting
dengan panjang dan jumlah tumpukan
tertentu untuk selanjutnya dilakukan
proses cutting.
Ada dua cara merelakan/membuka kain yaitu secara manual atau menggunakan alat,
berikut macam-macam alat yang digunakan :
1)
Alat yang digunakan pada proses spreading
manual :
a)
Meja cutting, yang berfungsi sebagai tempat pengamparkan kain,
b)
Kertas alas yang berfungsi untuk mentukan batas gelaran dan menandai sambungan kain.
c)
Isolasi digunakan
untuk untuk menahan
kertas alas supaya tidak bergeser.
d)
Besi pemberat yang digunakan
untuk menahan kain supaya tidak
bergeser
2)
Alat yang digunakan pada proses spreading
otomatis :
a)
Spreader,
adalah salah satu alat penggelar bahan dengan cara otomatic atau semi automatic
Cara peletakan kain
Cara peletakan
kain pada proses
gelar susun dapat dibedakan menjadi tiga:
1.
Face up Yaitu cara meletakkan kain dengan cara arah depan semua menghadap keatas.
Ilustrasi meletakkan kain cara face up.
2.
Face down Yaitu meletakkan kain dengan arah menghadap kebawah.
Ilustrasi meletakkan kain cara face down
3.
Face to Face, yaitu meletakkan kain dengan arah saling menghadap.
Ilustrasi meletakkan kain cara face to face
C.
Memotong Bahan
Kemeja
Cutting atau pemotongan kain adalah proses memotong kain dan interlining menjadi komponen-komponen bahan yang sesuai dengan bentuk gambar pola. Perlakuan dan teknik cutting setiap kain bervariasi sesuai dengan karakteristik kain. Maka diperlukan operator yang terlatih dan berpengalaman. Bagian cutting bekerjasama dengan bagian pola dan marker.
D.
Memberi tanda dan proses penomeran (numbering)
Numbering yaitu proses pemberian
nomor pada bagian komponen busana sesuai dengan urutannya saat penggelaran kain
lembar demi lembar menjadi tumpukan banyak. Numbering berfungsi untuk menghindari terjadinya warna yang berbeda atau belang pada
satu set potong garmen. Contohnya komponen hasil potong kemeja lengan pendek adalah badan depan kanan dan kiri, badan
belakang, lengan kiri dan
kanan, kantong, daun kerah, serta kaki kerah.
Proses penomeran (numbering) memerlukan
ketelitian yang tinggi, karena pekerjaan ini
sangat beresiko apabila terjadi kesalahan. Pekerjaan ini tidak boleh dianggap
sepele karena kesalahan kecil yang
dilakukan seperti salah meletakkan satu komponen atau bagian pakaian saja dapat
berakibat fatal dalam suatu produksi.
E. Pengikatan (bundling).
Pengikatan berujuan mempermudah dalam pengangkutan potongan
/ komponen pakaian
ke bagian penjahitan. Komponen pakaian dikelompokkan dan diikat berdasarkan warna dan ukuran yang sama. Proses pengikatan / Bundeling dikelompokkan menjadi 2 kegiatan yaitu :
1)
Memilah potongan
potongan kain
Memilah atau mengelompokkan komponen pakaian
berdasarkan ukuran dan warna kain, dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan
penomeran / pelabelan dan pengikatan. Setiap pakaian memiliki
komponen yang berbeda
tergantung dari desainnya, sehingga hal ini sangat beresiko akan terjadi kesalahan dalam proses penjahitan.
2)
Mengikat / Membundel (Bundling)
Mengikat atau membudel
adalah, suatu proses pekerjaan menyatukan potongan potongan dalam satu desain busana yang telah dikelompokkan sesuai dengan warna dan ukuran yang sejenis.
Pengikatan bertujuan untuk mempermudah dalam pengiriman
atau pengangkutan ke bagian
penjahitan. Kemungkinan kesalahan yang
terjadi dalam pengikatan antara lain
:
a) Dalam satu ikatan komponen
pakaian tidak lengkap
b) Aksesoris tidak
sesuai atau tidak
lengkap
c) Salah satu komponen dalam ikatan cacat atau rusak
d) Tidak ada tiket sehingga
informasi proses kerja
tidak jelas
e)
Salah satu komponen tertukar dengan komponen ikatan yang lain
F.
Pemasangan Label dan tiket
Label adalah gantungan
pada bahan yang menyebutkan nama pabrik, ukuran,
jenis bahan, asal Negara dan instruksi pencucian
pakaian. Sedangkan tiket (work ticket)
adalah informasi mengenai proses-proses yang harus dilalui oleh potongan
bahan saat proses penjahitan. Tiket juga disertai
dengan informasi tentang
jumlah tiap bandel,
nomor ukuran (size), warna tiap bandel, tanggal pengiriman, tanggal
selesai dan nama operator
Komentar
Posting Komentar